Tunggu Aku Dititik Itu

Dek,

maaf ya, kau harus bertemu dengan laki-laki yang masih berada di titik perjuangan, laki-laki yang masih kurang dari segi apa pun, terutama materi. Maaf jika bersamaku tak cukup membahagiakan. Maaf jika bersamaku justru membuatmu kerepotan.

Dek, terima kasih sudah menerima aku yang bukan siapa-siapa ini, meski kutahu andai kau ingin mencari lelaki yang lebih segalanya dariku, engkau pasti bisa. Namun, terima kasih sudah mau bertahan membersamaiku. Kuharap kau tak akan pernah lelah turut menopang segala lemahnya aku.

Kau tahu kondisiku sedang tidak baik-baik saja, ya? Sebab itu, aku tidak mau menyeretmu jatuh dalam ketidakstabilan hidup. Tunggu sebentar, ya. Aku perbaiki hidupku dulu, sebab aku ingin melihatmu bahagia bukan hanya perihal hati, tetapi juga materi.

Maaf, Dek, mungkin banyak orang mempertanyakan keseriusanku. Seolah hubungan yang telah kita jalini ini tidak ada kejelasan. Mereka salah, justru masa depan bersamamu sedang kutata sedemikian rupa agar kelak mampu membuatmu bahagiaku sedang berproses, maaf ya jika sampai detik ini belum juga tampak hasilnya. Kau tolong bantu doakan agar perjuanganku ini segera berbuah manis.

Aku mengerti, bukan hanya aku saja yang sedang berjuang. Kau pun sama, bahkan kurasa, perjuanganmu jauh lebih besar dariku. Kau harus memantapkan diri. Kau harus meyakinkan orang- orang di sekitarmu. Bahkan barangkali kau harus berperang antara logika dan hati. Maaf telah membuat duniamu kacau, ya.

Kau masih percaya denganku? Kau masih berkenan menunggu, bukan? Percayalah, aku tetap akan menjadikanmu tujuan satu-satunya. Kelak, ketika sukses, aku berjanji tidak akan pernah lupa dengan siapa yang menemaniku berjuang.

Tolong temani aku hingga mememui titik takdir yang indah.
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Ads Inside Post