Entahlah, Bagaimana mungkin aku bisa masuk ke dalam hati yang nyatanya sudah berpenghuni? walaupun katamu itu tak akan terjadi.
Dan Bagaimana bisa aku mencoba untuk masuk, sedangkan pemilik rumah tidak mempersilakan aku duduk?
Baca Juga :Perahu Kecil
Pada akhirnya nanti, aku akan sampai pada titik di mana aku harus bangun dari segala mimpi. Pada akhirnya nanti, aku harus menyadari bahwa ada hal-hal yang telah disediakan namun bukan untuk aku miliki..
Pada akhirnya nanti, aku yang harus memilih untuk memperjuangkanmu hingga letih atau mempersiapkan diri untuk kemudian pergi..
Baca Juga : Ternyata Salah
Pada akhirnya nanti, aku akan menemui saat-saat dimana sudah tidak memungkinkan lagi untuk memperjuangkan..
Bukankah tak ada artinya menunggu padahal kamu bukanlah untuk kutunggu?
Bukankah tidak mungkin aku memiliki sesuatu yang tidak diperuntukkan bagiku? Ketika aku memutuskan untuk angkat kaki, itu artinya aku tidak ingin mempertahankan kamu lagi..
Ketika aku menganggap segalanya usai, itu artinya kamu bukan lagi sesuatu yang ingin aku gapai. Mungkin kita bukanlah untuk saling mencari dan melengkapi. Siapa tahu, kebahagiaanmu sudah Tuhan rancang ditangan orang lain.
Baca Juga : Bila Kau Telah Pergi
Kebahagiaanku juga pasti sudah disediakan sebaik mungkin.
Aku melepaskan kamu sebagai hati yang ingin aku pilih dan kuharap bisa membuatnya pulih. Namun kini, aku membiarkan kamu untuk berlabuh ke manapun yang kamu mau..
Karena di titik ini, aku sudah dengan pasti mampu melepaskan dan merelakan. Mari pergi dari titik ini dan cari bahagia kita sendiri, bukankah berjuang sendiri adalah sesuatu haal yang menyakiti diri sendiri
Baca Juga : Tak Perlu Khawatir
Aku melepaskan, supaya ia yang sedang datang menujuku dapat menemukan jalannya yang sudah ditentukan. Dialah jodoh yang telah ditentukanNya.
Sedangkan kamu, pergilah bersama seseorang yang sekarang, aku telah menerima semua nya.
Kau berhak mendapatkan yang lebih sempurna dari aku, dan aku juga berhak mendapatkan orang yang mencintaiku apa ada nya.