Sisi Gelap Kampung Anggur Lumajang

Madurakeras.com - Kampung Anggur Lumajang yang akhir - akhir ini viral yang ber lokasi di belakang Gudang Bulog, Desa Sumbersuko, Kecamatan Sumbersuko. Ternyata dikonsep mirip Doly, siapa yang tidak mengenal Doly, sebuah eks di Surabaya, yang sekarang berubah wajah menjadi pusat lokasi UMKM. 


Setelah berjalan sekitar uji tahun, nampaknya program Kampung Anggur tidak terlalu menghasilkan keberhasilan yang nyata. 


BACA JUGA : Pelatih Persik Kediri Pertandingan Melawan Madura United Terasa Aneh


Tanaman anggur yang seyogyanya jadi ikon, justru malah hanya jadi penghias jalanan kampung. Bahkan, sangking sedikitnya bibit buah yang ditebar, ada guyonan hasil panen anggur sudah menjadi produk olahan minuman berfermentasi.


"Satu rumah itu dapat satu bibit. Kalau berbuah ya paling habis dimakan sendiri," kata Yuni seorang warga Kampung Anggur.


Selain anggur, ada juga program pemerintah mengajak masyarakat menjadi pengusaha ternak lele. Ada sekitar 4 bak berdiameter besar ditempatkan di sebuah lahan sepetak tanah kosong. Tapi sayang, kondisi bak itu kosong tidak ada ikan.


Belum beres merubah stigma negatif, sisi hitam Kampung Anggur kembali mencuat. Sepuluh hari lalu (16/11) rumah seorang warga bernama Nesi (41) alias Bu Ambar, ditangkap jajaran Polda Jatim. 


Bahkan, dari informasi yang berhasil dihimpun dari 29 wanita yang diamankan, 6 di antaranya masih berusia belia.

Penangkapan itu, membuktikan semua mata bahwa masih ada bisnis cinta satu malam di Dusun Suko II, Desa/Kecamatan Sumbersuko.


Issac Sekretaris Camat Sumbersuko mengatakan, Kampung Anggur di eks lokalisasi itu merupakan hasil gagasan Kepala Desa Sumbersuko yang lama, Alm. Imron. Makna Angggur itu mengandung arti Anggun Giat, Unggul, dan Responsif.


Sayangnya, menghapus seluruh tempat prostitusi di sana adalah pekerjaan sulit. Seringkali program berjalan terhambat karena kerap terbentur kendala.


"Setahun jalan 2019 kepala desanya meninggal, terus 2020 ada Covid-19. Akhirnya kayak terbengkalai. Terus tahun ini ada re-branding," kata Isaac.


Isaac mengaku, di tengah-tengah perjuangannya merubah membranding Kampung Anggur, sekarang masih banyak warga yang berjalan bersebrangan. Mereka tetap membuka tempat pemuas pria-pria hidung belang. Sebab, dari bisnis prostitusi itu lah orang-orang di sana mudah mendapatkan uang.


"Pendekatan kami arahnya persuasif, bukan terus semua penghuni diusir tidak. Tapi disaingi dengan kegiatan-kegiatan positif. Memang menghapus seluruh tempat prostitusi di sana itu sulit. Apalagi sekarang ada teknologi, orang bisa dari online. Tapi setidaknya dari branding Kampung Anggur kami bisa mengurangi dominasi negatif di sana," pungkasnya.


Sumber


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Ads Inside Post