Sepucuk Surat Trakhir


Ternyata tuhan punya cara menjawabnya dengan hal yang tak terduga, aku sering sekali ingin berhenti tapi tetap saja kuturuti keinginan hati. ada saja alasan yang menguatkan, bahwa suatu hari keinginanku itu kamu iyakan; memiliki dan bersamamu, hingga kamu benar-benar jatuh cinta juga padaku. tapi teramat sayang kali ini, keinginan aku untuk tinggal harus kuganti dengan tanggal, keinginanku berjuang harus kuganti dengan mendoakan, sebab yang kualami adalah cara Tuhan yang ia titipkan pada keganjalan-keganjalan. setiap hatiku berkata “bertahan” selalu saja ada hal yang menyakitkan tentang kenyataan-kenyataan. pun meski kamu kata mencintai, aku harus memilih pergi, sebab yang terpaksa tidak akan bahagia nantinya. aku lebih memilih terluka sebab tidak memilikimu, dari pada kau kumiliki sebab kau paksa hatimu sendiri.
.
aku mengerti, bahwa kau kasihan pada tubuh ini, yang bersusah payah untukmu melawan hari-hari, aku paham bahwa menahanku untuk memilih hilang adalah bentuk kepura-puraan sebab kau tak ingin melihat aku melukai diri. sayang, tak usah perdulikan aku, kejarlah bahagiamu, sebab itu yang aku mau. pun aku akan baik-baik saja asalkan kau bahagia, aku sudah biasa seperti ini. dari awal juga aku sudah tahu kalau akhirnya begini. aku mencintaimu, dan tidak akan berhenti. itu janjiku. kapan-kapan kembalilah, sekedar bercerita tentang bahagiamu dengannya agar gelisah yang menganggu tidaklah menyiksa malam-malamku.
.
seandainya bisa, ingin sekali aku menyalahkan keadaan, seandainya bisa ingin sekali aku menyalahkan sang pencipta, seandainya bisa ingin sekali kubunuh hatiku ini. dan seandainya bisa kuputar lagi waktu agar aku datang di keadaan yang pas, dengan doa yang benar, dan hatiku bisa iklhas. tapi sayang itu hal yang tidak mungkin, seperti halnya ingin memilikimu saat ini. ahh.. maaf, aku salah. maafkan aku yang mengalah pada semesta. maaf, maaf jika selama ini membuatmu bersedih, karena adanya aku yang sering menuduhmu sebagai orang yang melukai. maaf, sekarang aku tahu kalau semuanya salahku sendiri. maaf yah, sayang. aku sekarang pergi.
.
sekarang tinggal beberapa perihal lagi, tidak usah kutulis semuanya. sebab kau benci yang seperti itu. semoga kau baca sebab ini sudah terlalu banyak sekali. ini hanya beberapa isi hati. ahh.. ini hanyalah logika, sebab jika kupakai rasa, tidak mungkin aku hilang karena hal seperti ini. mungkin lebih baik ku akhiri disini.
.
sayang, sekarang aku pamit. hari ini aku memilih berhenti, bukan karena kamu tidak kucintai. malah, ini karena aku terlalu mencintai. aku ingin kau bahagia, tanpa memikirkan bagaimana perasaan yang kurasa. jika suatu hari kau ingin memilih dia, tapi memikirkan hatiku yang akan terluka parah; sayang, jangan pedulikan luka ini. jangan kau bimbang sebab sudah jelas dia yang kau cintai, tak usah kau pedulika hati lain, terluka atau patah nanti juga akan sembuh sendiri.
.
membayangkan senyummu saja dengan mata yang hilang, aku bahagia, malah aku berdoa, semoga itu tidak hilang dari wajah yang punya. iya, benar itu menyejekkun dada yang kupunya. senyummu ituloh mengalihkan dunia. jangan sampai ada lelaki yang merampasnya. ahh.. sudah, sudah. emftt, jika ada janji yang belum kutepati mohon ditagih agar aku tidak mengingkari.. aku pamit”

sayang, aku pamit. 
Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Ads Inside Post