Izinkan Aku Pergi



Sebelum peristiwa manis itu dimulai sepekan lalu, aku tahu hari itu akan cepat berlalu.
Maka aku merekam segalanya dalam ingatan, dan menyimpan nya diam-dia
sebelum Perpisahan bergerak lebih cepat

Semula, semua berjalan lebih dari baik-baik saja.
Senyummu dari hati, senyumku lebih gembira lagi.
Namun, bahagia yang berlebihan selalu punya harganya sendiri.
Barangkali dengan kepergianmu, baru bisa kulunasi.

Lebih baik jangan membalas senyumku, jika sebetulnya hatimu tak mau.
karena bagaimanapun juga, hati ini pernah merasa bahwa kamu pun
mengharapkan kita bersama.
Walaupun nyatanya, sedetik setelah harapan datang,
ada kecewa yang menyusul dari belakang.
Setelah rentetan bahagia itu berlalu bersama sang waktu,
kini kudapati kamu bersanding dengan cinta yang baru

Mungkin aku begitu bodoh hingga mengira kita akan berjodoh.
Tak tahu rupanya dengan sel-sel ekspektasi dalam kepala ini
membuat hatiku perlahan-lahan roboh.
Pada akhirnya, kita seperti mengakhiri apa yang belum sempat kita awali.

Dan ternyata, awal yang lain datang begitu cepat untukmu dan dia.
Sedangkan aku, masih tetap di sini. Membiarkan diriku sendiri terbanjiri sepi.
Membiarkan hitam mataku kini rindu ditatap hitam matamu.
Tentang menatap dengan malu-malu, memulai percakapan dengan suara bergetar,
degup jantung yang tak sesantai biasanya, ya, itu yang kurasa ketika kita bersama.
Lalu berubah menjadi airmata, saat kamu berkata itulah yang kamu rasa di antara hari-hari bersamanya.

Memangnya jika kutampakkan airmata, kau akan meninggalkan dia?
Memangnya jika kamu tahu tentang senyuman pura-pura bahwa aku mengaku rela melepasmu dengannya,
kamu bisa berbalik ke arahku dan amnesia soal dia? Sayangnya, aku tak suka memaksa.

Cinta bisa hilang maknanya jika aku menyudutkanmu untuk bilang iya.
Pernahkah kamu, untuk sebentar saja, menyesal telah memilih dia daripada aku?
Pernahkah kamu, untuk sekali saja, mengangankan aku menggantikan ia di sisimu?
Jika aku terlalu lugu untuk mengatakan ini cinta, lalu mengapa hanya untukmu doa ini terus meminta?
Namun tak mungkin kita dipertemukan Tuhan tanpa rencana.

Seperti halnya tak mungkin Tuhan tidak berencana memisahkan,
walaupun kita belum pernah bersama. Kata ‘jatuh’ pada ‘jatuh cinta’ mungkin saja merupakan peringatan awal.
Sehingga hatiku mestinya benar-benar siap akan ‘jatuh’ dan tak boleh menyesal.

Maaf, bila yang kubutuhkan masihlah kamu di saat kamu sama sekali tidak.
Kini, izinkan aku untuk membenahi lagi serpihan-serpihan yang masih berbentuk retakan.
Sementara kamu, pergilah dengan sepasang tangan yang kausebut kebahagiaan.
Aku di sini, akan belajar merelakan posisi yang sudah terganti.

Tidak apa-apa. Aku akan menyiapkan diri, bagi yang nanti berpatenkan nama sebagai penghuni hati.
Dan sekarang aku akan pergi, karna kehadiranku akan hanya menyakitimu. dan demi
kebahagiianmu aku akan pergi sayang, meskipun ini sangat berat untuk ku.
akan ku kemas retakan hati ini. dan kisah cinta ini mengajarkan aku bahwa, sekuat apapun aku berjuang kalau yang ingin di perjuangkan tidak pernah menghiraukan, semua tidak akan bisa menyatu.
Janjiku yang nomor satu, untuk berhenti cinta mungkin aku belum bisa.
Karena tak semudah itu menghilangkan rasa, hanya sembuhkan hati yang sedang kucoba-coba.
Selamat istirahat pelukis merah merona pada pipi, selamat bekerja dua kali lipat dari biasanya plester hati.


Follow Tumblr
->Kolaborasirasa
->amsyong99


Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Ads Inside Post