Seuntai kalimat pemilik hati.
Mencintaimu adalah kata kerja yang setiap hari aku
tekuni.
Pertemuan denganmu menjadi hadiah terindah yang
diberikan Sang Maha kepadaku.
Namun sayang, diam-diam hati ini pun ikut
berkenalan dengan hatimu.
Lalu menyelinap ingin mengenalmu lebih jauh.
Tetapi aku hanya dipersilahkan duduk diruang tunggu
hatimu.
Berdiam diri disana untuk satu waktu.
Tak banyak yang bisa aku lakukan; karena aku wanita.
Menunggu atau melangkah mundur.
Itu menjadi pilihanku.
Tak ada yang perlu disesali, jika suatu saat; malam
mengundang tangis untuk bersemedi di hati ini;
lantaran hatimu ternyata sudah menjadi milik orang
lain.
Mencintaimu bukanlah suatu kebodohan; tetapi Sang
Maha ingin aku belajar menjadi satu langkah lebih
dewasa bahwa cinta tak bisa dipaksakan.
Maaf, jika sudah mengganggumu dengan perasaan
ini.
Aku akan pergi.
Terimakasih sebab mengenalmu; aku menjadi
mengerti bahwa cinta tak selamanya harus memiliki.