Kamu Pantas Bahagia Sepertiku, Walau Tanpaku




Dear kamu, apa kabar?
Bagaimana harimu? Ku dengar kamu kini sudah menemukan hati yang baru. Kamu beberapa kali berkata “Ada ataupun tidak ada seseorang di sampingku, kamu tetap tak akan pernah tergantikan”. Entah itu benar, atau hanya kalimat asal yang kamu buat untuk menenangkan aku.
Tapi aku yakin kamu bukan seseorang seperti itu. Dan kamu sudah beberapa kali membuktikan itu. Bahkan hampir setiap hari kamu tetap ada, membuktikan ucapanmu itu.



Bagaimana keadaanmu sekarang?
Kuharap kamu bahagia dengan pilihanmu, apapun itu.
Aku tak pernah bertanya, bukan karena aku tak ingin tahu. Tapi karena aku yakin, jika kamu mengijinkan, nantinya kamu akan bercerita. Bercerita panjang lebar dari matahari masih terik hingga bulan dan bintang datang beriringan. Namun mungkin kamu masih enggan bercerita apapun, aku tau pasti masih ada ragu yang menggelayuti hatimu. Tak apa, aku di sini akan tetap menjadi tempatmu bercerita paling nyaman.

Terima kasih atas segala perhatianmu selama ini. Aku satu satunya yang tak luluh dengan segala pesona penampilanmu, itu katamu. Ya, mungkin aku memang kagum dengan segala kebaikan dan perlakuanmu yang begitu sempurna. Namun ada banyak hal yang membuatku tak sampai bisa luluh apalagi jatuh hati. Rasanya memang terlalu jauh lengan untuk memeluk, walau raga begitu dekat hingga tak kuasa untuk saling melepas.

Kini aku sudah bahagia. Dengan dia, yang begitu kamu kenal. Kamu tak pernah menanyaiku tentangnya, tak seperti yang lain. Entah mengapa, aku tak ingin tau jawabannya. Ku harap, kamu bisa bahagia sepertiku. Walau mungkin tak bisa selamanya denganku.

Karena pada saatnya nanti, kita akan bahagia dengan cara masing masing. Dengan orang yang tepat dan pilihan Tuhan. Mungkin saja orang orang itu adalah masing masing dari kita. Namun mungkin juga tidak. Jadi biarlah semua seperti ini. Ada saatnya nanti, aku tak lagi bisa menjadi sandaran dan jalanmu pulang setelah lelah dan kehilangan arah. Begitupun kamu, tak lagi bisa menjadi tempatku bercerita atau sekedar berbagi tawa sampai larut malam. Mungkin nanti ada saatnya aku merindukan ketukan dan salam khas yang kamu ucapkan di depan pintu rumahku. Atau mungkin kamu akan merindukan rasa kesal karena aku sering mengeluh dan menjulukimu sebagai manusia menyebalkan.
Semoga kamu semakin bijak dalam membuat keputusan. Semua yang kamu putuskan, pasti akan sangat berpengaruh pada hidupmu selanjutnya. Jadi pastikan semua sudah benar benar kamu pikirkan. Jangan hanya sejenak berpikir, namun juga jangan terlalu lama berpikir. Umurmu sudah banyak, lebih banyak dari aku. Jadi semuanya harus dipikirkan dengan benar.

Suatu hari nanti kamu akan membaca surat ini. Lalu berpikir. Dan pasti kamu akan tau, siapa yang ku maksud di surat ini. Biar Tuhan yang menuntunmu datang ke blogku ini dan membaca postingan ini.

Surat ini hanya racauan kacau. Dari seseorang yang sedang berandai andai memandang masa depan. Semoga kamu bisa menerimanya dengan santai, kalem dan senyum lebar seperti yang sering kulihat.


BAHAGIALAH, HEY KAMUUUUU! ;)

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Ads Inside Post